LasPRi: Alasan Kemanusiaan Menkumham Dipertanyakan

Opini


Oleh: Novellia Yulistin (Ketua LasPRi Lampung)


Fenomena Corona (Covid-19) yang merubah pola pikir masyarakat +62 yang berpancasila, suka gotong royong, dan solidaritas tinggi ini menjadi amat sangat buruk, serta dimanfaatkan oleh para pemimpin kebijakan dengan membuat wacana-wacana liar yang tidak masuk di akal.

Pemerintah seharusnya fokus pada edukasi ke masyarakat, bahwa virus corona ini bukanlah sebuah aib atau sebuah kutukan sehingga nilai dari sila kedua Pancasila yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab itu tidak lenyap.

Wacana Menkumham Yasonna Laoly yang akan membebaskan koruptor dengan alasan kemanusiaan ini seharusnya sebelum dilempar ke publik, dipikirkan dulu tentang alasan memanusiakan manusia dalam penanganan Covid-19 itu yang bagaimana.

Karena jika kemanusiaan yang dikatakan adalah kondisi Lapas yang sesak bercampur dengan terpidana lainnya dikarenakan banyak penghuni kejahatan, terlalu banyak cara yang bisa dilakukan bukan dengan membebaskan.

Fasilitas koruptor yang istimewa itu bukan isapan jempol, karena saya pun pernah berkunjung disalah satu lapas, bahkan bertemu dengan salah satu koruptor terkenal, ruang jenguk ada nomor masing-masing yang dilengkapi kulkas dan buah-buahan segar, bisa dibayangkan bagaimana ruang tidurnya.

Lapas koruptor bukan seperti sel-sel maling ayam, maling coklat di mall, meski sama-sama maling, kerugian yang ditimbulkan oleh para koruptor itu merugikan seluruh rakyat Indonesia.

Kalau mau jujur, fasilitas koruptor itu sudah sangat mengistimewakan manusia, maka kemanusiaan seperti apa lagi yang akan diberikan oleh negara ini kepada para koruptor.

Jika Presiden Jokowi mengamini wacana ini, saya ingin usulkan untuk membebaskan seluruh penghuni RS Jiwa yang ditangkap liar dijalan dengan alasan kemanusiaan agar terhindar dari Covid-19.

Posting Komentar

0 Komentar